TEMPO.CO, Jakarta -Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pembangunan Prasarana LRT Jabodebek Ferdian Suryo Adhi mengatakan pihaknya telah menyusun sejumlah skenario untuk mengantisipasi terjadinya tubrukan kereta layang ringan di stasiun pemberhentian.
Selama proses uji coba, Kementerian Perhubungan bakal memperpanjang stabling atau lokasi penyimpanan kereta hingga Stasiun LRT Pancoran.
“Kami akan memindahkan karena selama ini di lintas pelayanan Cawang-Cibubur padat. Potensi dari kejadian kemarin (kecelakaan LRT) mungkin karena penuhnya jalur,” ujar Ferdian saat ditemui di Depo LRT Jabodebek, Kalimalang, Bekasi, Rabu, 10 November 2021.
Sebelumnya, lokasi stabling LRT Jabodebek dipusatkan di Stasiun Harjamukti, Cibubur, hingga Cawang. Ini merupakan lokasi penyimpanan sementara lantaran proses pembangunan Depo LRT di Bekasi belum kelar. Setelah pembangunan selesai, rangkaian kereta akan dipindahkan ke depo.
Untuk mendukung perpanjangan lokasi stabling, PPK LRT Jabodebek telah mengaktifkan aliran listrik di jalur kereta Stasiun Pancoran. Konsultan supervisi, kata Ferdian, telah menyetujui proses energizing sehingga dapat digunakan sebagai lokasi penyimpanan sementara kereta.
“Kami akan segera laksanakan (pergeseran kereta), namun harus melalui diskusi dulu. Kami juga akan minta izin ke KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi) karena proses investigasi kecelakaan masih terus berlangsung,” ujar Ferdian.
Dua rangkaian kereta LRT Jabodebek mengalami kecelakaan di Stasiun Harjamukti-Ciracas pada 25 Oktober 2021 lalu. Kereta dengan nomor rangkaian 29 menubruk kereta 20 saat hendak menjalani langsir atau perpindahan jalur.
Kecelakaan diduga terjadi karena kesalahan manusia. Ferdian mengatakan tabrakan bisa dicegah bila posisi kedua kereta saling berjauhan.